MANAJEMEN
RISIKO KEUANGAN
Manajemen
risiko adalah suatu pendekatan terstruktur/metodologi dalam mengelola
ketidakpastian yang berkaitan dengan ancaman. Manajemen risiko keuangan
terfokus pada risiko yang dapat dikelola dengan menggunakan instrumen-instrumen
keuangan.
Tujuan
utama manajemen risiko keuangan adalah untuk meminimalkan potensi kerugian yang
timbul dari perubahan tak terduga dalam harga mata uang, kredit, komoditas, dan
ekuitas.
Para
pelaku pasar cenderung tidak berani mengambil risiko. Perantara jasa keuangan
dan pencipta pasar memberikan respons dengan menciptakan produk keuangan yang
memungkinkan seorang pelaku pasar untuk mengalihkan risiko perubahan harga tak
terduga kepada orang lain-pihak lawan.
- Komponen Utama Risiko Mata Uang
Asing
Untuk
meminimalkan eksposur yang dihadapi atas volatilitas kurs valuta asing, harga
komoditas, tingkat suku bunga, dan harga sekuritas, industri jasa keuangan
banyak menawarkan produk lindung nilai keuangan, seperti swap, suku bunga, dan
juga opsi. Kebanyakan instrument keuangan tersebut diperlakukan sebagai pos-pos
di luar neraca oleh sejumlah perusahaan yang melakukan pelaporan keuangan
secara internasional. Akibatnya, risiko-risiko yang terkait dengan penggunaan
instrument ini sering kali tertutupi, dan sampai sekarang pembuat standar
akuntansi dunia melakukan pembahasan atas prinsip pengukuran dan pelaporan yang
tepat untuk produk-produk keuangan ini. Materi pembahasan ini salah satunya
adalah membahas pelaporan internal dan masalah pengendalian yang terkait dengan
masalah yang sangat penting
Ada
beberapa komponen utama dalam risiko mata uang asing, yaitu:
- Accounting risk (risiko
akuntansi): Risiko bahwa perlakuan akuntansi yang lebih disukai atas suatu
transaksi tidak tersedia.
- Balance sheet hedge (lindung
nilai neraca): Mengurangi eksposur valuta asing yang dihadapi dengan
membedakan berbagai aktiva dan kewajiban luar negeri suatu perusahaan.
- Counterparty (pihak lawan):
Individu/lembaga yang terpengaruh dengan suatu transaksi.
- Credit risk (risiko kredit):
Risiko bahwa pihak lawan mengalami gagal bayar atas kewajibannya.
- Derivatif: Perjanjian
kontraktual yang menimbulkan hak atau kewajiban khusus dengan nilai yang
berasal dari instrument atau komoditas keuangan lainnya.
- Economic exposure (eksposur
ekonomi): Pengaruh perubahan kurs valuta asing terhadap biaya dan
pendapatan perusahaan di masa depan.
- Exposure management (manajemen
eksposur): Penyusunan strukturdalam perusahaan untuk meminimalkan pengaruh
buruk perubahan kursterhadap laba.
- Foreign currency commitment
(komitmen mata uang asing): Komitmen penjualan/pembelian perusahaan yang
berdenominasi dalam mata uang asing.
- Inflation differential
(perbedaan inflasi): Perbedaan dalam laju inflasi antar dua negara atau
lebih.
- Liquidity risk (risiko
likuiditas): Ketidakmampuan untuk melakukan perdagangan suatu instrument
keuangan dengan tepat waktu.
- Market discontinuities
(diskontinuitas pasar): Perubahan nilai pasar secara mendadak dan
signifikan.
- Market risk (risiko pasar):
Risiko kerugian akibat perubahan tak terduga dalam harga valuta asing,
kredit komoditas, dan ekuitas.
- Net exposed asset position
(risiko potensial posisi aktiva bersih): Kelebihan posisi aktiva terhadap
posisi kewajiban (juga disebut sebagai posisi positif).
- Net exposed liability position
(risiko potensial posisi kewajiban bersih): Kelebihan posisi kewajiban
terhadap posisi aktiva (juga disebut sebagai posisi negatif).
- Net investment (investasi
bersih): Suatu posisi aktiva atau kewajiban bersih yang terjadi pada suatu
perusahaan.
- National amount (jumlah
nasional): Jumlah pokok yang dinyatakan dalam kontrak untuk menentukan
penyelesaian.
- Operational hedge (lindung
nilai operasional): Perlindungan risiko valutaasing yang memfokuskan pada
variabel yang mempengaruhi pendapatandan beban suatu perusahaan dalam mata
uang asing.
- Option (opsi): Hak (bukan
kewajiban) untuk membeli atau menjual suatu kontrak keuangan sebesar harga
yang ditentukan sebelum atau pada saat tanggal tertentu di masa datang.
- Regulatory risk (risiko
regulator) : Risiko bahwa suatu undang-undang public akan membatasi maksud
penggunaan suatu produk keuangan.
- Risk mapping (pemetaan risiko)
: Mengamati hubungan temporal berbagai risiko pasar dengan berbagai
variabel laporan keuangan yang mempengaruhi nilai perusahaan dan
menganalisis kemungkinan terjadinya.
- Structural hedges (lindung
nilai struktural): Pemilihan atau relokasi operasi untuk mengurangi
keseluruhan eksposur valuta asing suatu perusahaan.
- Tax risk (risiko pajak): Risiko
bahwa tidak adanya perlakuan pajak yang diinginkan.
- Translation exposure (eksposur
translasi): Mengukur pengaruh dalam mata uang induk perusahaan atas
perubahan valuta asing terhadap aktiva, kewajiban, pendapatan, dan beban
dalam mata uang asing.
- Transaction potential risk
(risiko potensial transaksi): Keuntungan atau kerugian valuta asing yang
timbul dari penyelesaian atau konversitransaksi dalam mata uang asing.
- Value at risk (nilai atas
risiko): Risiko kerugian atas portofolio perdagangan suatu perusahaan yang
disebabkan oleh perubahan dalam kondisi pasar.
- Value driver (pemicu nilai):
Akun-akun neraca dan laporan laba rugi yangmempengaruhi nilai perusahaan.
2.
Tugas Dalam Mengelola Mata Uang Asing
Manajemen
risiko dapat meningkatkan nilai perusahaan dengan mengidentifikasi,
mengendalikan/mengelola risiko keuangan yang dihadapi secara aktif. Jika nilai
perusahaan menyamai nilai kini arus kas masa depannya, manajemen potensi risiko
yang aktif dapat dibenarkan dengan beberapa alasan berikut:
- Manajemen eksposur membantu
dalam menstabilkan ekspektasi arus kas perusahaan. Aliran arus kas yang
lebih stabil dapat meminimalkan kejutan laba, sehingga meningkatkan nilai
kini ekspektasi arus kas. Laba yang stabil juga mengurangi kemungkinan
risiko gagal bayar dan kebangkrutan, atau risiko bahwa laba mungkin tidak
dapat menutupi pembayaran jasa utang kontraktual.
- Manajemen eksposur yang aktif
memungkinkan perusahaan untuk berkonsentrasi pada risiko bisnisnya yang
utama. Contohnya pada perusahaan manufaktur, ia dapat melakukan lindung
nilai risiko suku bunga dan mata uang, sehingga dapat berkonsentrasi pada
produksi dan pemasaran.
- Para pemberi pinjaman,
karyawan, dan pelanggan juga memperoleh manfaat dari manajemen eksposur.
Pemberi pinjaman umumnya memiliki toleransi risiko yang lebih rendah
dibandingkan dengan pemegang saham, sehingga membatasi eksposur perusahaan
untuk menyeimbangkan kepentingan pemegang saham dan pemegang obligasi.
Produk derivative juga memungkinkan dana pensiun yang dikelola pemberi kerja
memperoleh imbalan yang lebih tinggi dengan memberi kesempatan untuk
berinvestasi dalam instrument tertentu tanpa harus membeli atau menjual
instrument terkait secara nyata. Karena kerugian yang ditimbulkan oleh
risiko harga dan suku bunga tertentu dialihkan kepada pelanggan dalam
bentuk harga yang lebih tinggi, manajemen eksposur membatasi risiko yang
dihadapi oleh konsumen.
3.
Pendefinisian dan Perhitungan Risiko Translasi
Perusahaan
dengan operasi luar negeri yang signifikan menyusun laporan keuangan
konsolidasi yang memungkinkan para pembaca laporan keuangan untuk mendapatkan
pemahaman yang holistic atas operasi perusahaan baik domestic dan luar negeri.
Laporan keuangan anak perusahaan luar negeri yang berdenominasi dalam mata uang
asing disajikan ulang dengan mata uang induk perusahaan. Proses penyajian ulang
informasi keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainnya disebut translasi.
Translasi tidak sama dengan konversi. Konversi adalah pertukaran dari satu mata
uang ke mata uang yang lain secara fisik. Translasi hanyalah perubahan satuan
unit moneter, seperti hanya sebuah neraca yang dinyatakan dalam IDR disajikan
ulang dalam nilai ekuivalen DollarAS.
Potensi
risiko translasi ini mengukur pengaruh perubahan kurs valas terhadap nilai
ekuivalen mata uang domestik atas aktiva dan kewajiban dalam mata uang asing
yang dimiliki oleh perusahaan. Karena jumlah dalam mata uang asing umumnya
ditranslasikan ke dalam nilai ekuivalen mata uang domestik untuk tujuan
pengawasan manajemen atau pelaporan keuangan eksternal, pengaruh translasi itu
menimbulkan dampak langsung terhadap laba yang diinginkan.
Risiko
translasi dapat dihitung dengan 2 cara, yaitu:
- Dikatakan potensi risiko
positif apabila aktiva terpapar lebih besar daripada kewajiban (yaitu
pos-pos dalam mata uang asing yang ditranslasikan berdasarkan kurs kini.
Devaluasi mata uang asing relatif terhadap mata uang pelaporan (nilai mata
uang asing menurun) menimbulkan kerugian translasi. Revaluasi mata uang
asing (nilai mata uang asing meningkat) menghasilkan keuntungan translasi.
- Potensi risiko negatif apabila
kewajiban terpapar melebihi aktiva terpapar. Dalam kasus ini, devaluasi
mata uang asing menyebabkan timbulnya keuntungan translasi. Revalusi mata
uang asing menyebabkan kerugian translasi.
Selain
potensi risiko translasi pengukuran akuntansi tradisional terhadap potensi
risiko valas ini juga berpusat pada potensi risiko transaksi. Potensi risiko
transaksi berkaitan dengan keuntungan dan kerugian nilai tukar valuta asing
yang timbul dari penyelesaian transaksi yang berdenominasi dalam mata uang
asing. Keuntungan dan kerugian transaksi memiliki dampak langsung terhadap arus
kas. Laporan potensi risiko transaksi berisi pos-pos yang umumnya tidak muncul
dalam laporan keuangan konvensional, tetapi menimbulkan keuntungan dan kerugian
transaksi seperti kontrak forward mata uang asing, komitmen pembelian dan
penjualan masa depan dan sewa guna usaha jangka panjang.
4.
Perbedaan Risiko Akutansi dengan Risiko Ekonomi
Akuntansi
manajemen memainkan peran yang penting dalam proses risiko manajemen. Mereka
membantu dalam mengidentifikasikan eksposur pasar, mengkuantifikasi
keseimbangan yang terkait dengan strategi respons risiko alternative, mengukur
potensi yang dihadapi perusahaan terhadap risiko tertentu, mencatat produk
lindung nilai tertentu dan mengevaluasi program lindung nilai.
Kerangka dasar yang bermanfaat untuk mengidentifikasi berbagai jenis risiko
market berpotensi dapat disebut sebagai pemetaan risiko. Kerangka ini diawali
dengan pengamatan atas hubungan berbagai risiko pasar terhadap pemicu nilai
suatu perusahaan dan pesaingnya. Pemicu nilai mengacu pada kondisi keuangan dan
pos-pos kinerja operasi keuangan utama yang mempengaruhi nilai suatu
perusahaan. Risiko pasar mencakup risiko kurs valuta asing dan suku bunga,
serta risiko harga komoditas dan ekuitas. Mata uang Negara sumber pembelian
mengalami penurunan nilai relative terhadap mata uang Negara domestik, maka
perubahan ini dapat menyebabkan pesaing domestik mampu menjual dengan harga yang
lebih rendah, ini disebut sebagai risiko kompetitif mata uang yang dihadapi.
Akuntan manajemen harus memasukkan suatu fungsi demikian probabilitas yang
terkait dengan serangkaian hasil keluaran masing-masing pemicu nilai.
Peran
lain yang dimainkan oleh para akuntan dalam proses manajemen resiko meliputi
proses kuantifikasi penyeimbangan yang berkaitan dengan alternative strategi
respon risiko. Risiko kurs valuta asing adalah salah satu bentuk risiko yang
paling umum dan akan dihadapi oleh perusahaan multinasional. Di dalam dunia
kurs mengambang, manajemen risiko mencakup:
- antisipasi pergerakan kurs,
- pengukuran risiko kurs valuta
asing yang dihadapi perusahaan,
- perancangan strategi
perlindungan yang memadai,
- pembuatan pengendalian
manajemen risiko internal.
Manajer
keuangan harus memiliki informasi mengenai kemungkinan arah, waktu, dan
magnitude perubahan kurs dan dapat menyusun ukuran-ukuran defensive memadai
dengan lebih efisien dan efektif.
5.
Strategi Perlindungan Nilai Tukar dan Perlakuan Akuntansi yang Diperlukan
Setelah
mengidentifikasi potensi risiko, selanjutnya adalah merancang strategi lindung
nilai untuk meminimalkan atau bahkan menghilangkan potensi risiko tersebut. Hal
ini dapat dilakukan dengan lindung nilai neraca, operasional, dan kontraktual.
Strategi
perlindungan dengan menyesuaikan tingkatan dan nilai denominasi moneter aktiva
dan kewajiban perusahaan yang terpapar, yang akan dapat mengurangi potensi
risiko yang dihadapi perusahaan.
Contoh
metode lindung nilai pada suatu anak perusahaan yang berlokasi di negara yang
rentan terhadap devaluasi adalah:
- Mempertahankan saldo kas dalam
mata uang lokal sebesar tingkat minimum yang diperlukan untuk mendukung
operasi berjalan.
- Mengembalikan laba yang di atas
jumlah yang diperlukan untukekspansi modal kepada induk perusahaan.
- Mempercepat
(memastikan-leading) penerimaan dari piutang dagangyang beredar dalam mata
uang local.
- Menunda (memperlambat-lagging)
pembayaran utang dalam mata uang local.
- Mempercepat pembayaran utang
dalam mata uang asing.
- Menginvestasikan kelebihan
utang tunai ke dalam persediaan danaktiva lainnya dalam mata uang local
yang tidak terlalu terpengaruh oleh kerugian devaluasi.
- Berinvestasi dalam aktiva di
luar negeri dengan mata uang yang kuat
- Lindung Nilai Operasional
Lindung
nilai operasional berfokus pada variabel-variabel yang mempengaruhi pendapatan
dan beban dalam mata uang asing. Pengendalian biaya yang lebih ketat
memungkinkan margin keselamatan yang lebih besar terhadap potensi kerugian mata
uang. Lindung nilai structural mencakup relokasi tempat manufaktur untuk
mengurangi potensi risiko yang dihadapi perusahaan atau mengubah negara yang
menjadi sumber bahan mentah dan komponen manufaktur.
- Lindung Nilai Kontraktual
Salah
satu bentuk lindung nilai dengan instrumen keuangan, baik instrument derivatif
maupun instrument dasar. Produk instrument ini mencakup kontrak forward,
future, opsi, dan gabungan ketiganya dikembangkan. Untuk memberikan
fleksibilitas yang lebih besar kepada para manajer dalam mengelola potensi
risiko valas yang dihadapi.
Perlakuan
Akuntansi
Sebelum
standar dibuat, standar akuntansi global untuk produk derivatif tidak lengkap,
tidak konsisten dan dikembangkan secara bertahap. Kebanyakan instrument keuangan,
yang sifatnya dapat dieksekusi, diperlakukan sebagai pos-pos di luar neraca.
Kemudian FASB menerbitkan FAS No.133, yang diklarifikasi melalui FAS 149 pada
bulan April 2003, untuk memberikan pendekatan tunggal yang komprehensif atas
akuntansi untuk transaksi derivatif dan lindung nilai. IFRS No. 39 (revisi)
berisi panduan yang untuk pertama kalinya memberikan tuntunan yang universal
terhadap akuntansi untuk derivative keuangan.
Provisi
dasar standar ini adalah:
- Instrument-instrumen derivatif
dicatat pada neraca sebagai aktiva dan kewajiban. Instrumen derivatif
dicatat sebesar nilai wajarnya, termasuk yang melekat pada kontrak utama
yang tidak dicatat sebesar nilai wajarnya.
- Keuntungan atau kerugian dari
perubahan dalam nilai wajar instrument derivatif, bukan termasuk aktiva
atau kewajiban, namun diakui sebagai laba jika direncanakan sebagai
lindung nilai.
- Lindung nilai haruslah sangat
efektif agar layak mendapatkan perlakuan akuntansi khusus, yaitu
keuntungan atau kerugian atas instrument lindung nilai secara tepat harus
mengimbangi keuntungan atau kerugian sesuatu yang dilindung nilai.
- Hubungan lindung nilai harus
terdokumentasi secara lengkap demi manfaat pembaca laporan.
- Keuntungan/kerugian dari
investasi bersih dalam mata uang asing (posisi aktiva atau kewajiban
terpapar bersih) pada awalnya dicatat dalam laba komprehensif lainnya.
Selanjutnya direklasifikasikan ke dalam laba berjalan jika anak perusahaan
tersebut dijual atau dilikuidasi.
- Keuntungan/kerugian dari
lindung nilai terhadap arus kas masa depan yang belum pasti, seperti
perkiraan penjualan ekspor, pada awalnya diakui sebagai bagian dari laba
komprehensif. Keuntungan/kerugian diakui dalam laba apabila transaksi yang
diperkirakan terjadi itu mempengaruhi laba.
Namun,
meskipun aturan penuntun yang dikeluarkan FASB dan IASB telah banyak
mengklarifikasi pengakuan dan pengukuan derivatif, masih saja terdapat beberapa
masalah. Yang pertama berkaitan dengan nilai wajar. Kompleksitas pelaporan
keuangan juga semakin meningkat jika lindung nilai dianggap sangatlah tidak
efektif untuk mengimbangi risiko valas.
6.
Masalah Akuntansi dan Pengendalian Terkait Dengan Manajemen Risiko Nilai Tukar
Mata Uang Asing
Perusahaan-perusahaan
secara berkesinambungan menciptakan dan menerapkan strategi-strategi baru untuk
memperbaiki arus kas mereka dalam rangka meningkatkan kekayaan pemegang saham.
Sejumlah strategi mengharuskan dilakukannya ekspansi dalam pasar local.
Strategi-strategi lain mengharuskan penetrasi ke dalam pasar asing. Pasar luar
negeri bisa sangat berbeda dari pasar lokal. Pasar luar negeri menciptakan
kesempatan timbulnya peningkatan arus kas perusahaan.
Banyaknya hambatan masuk ke dalam pasar luar negeri yang telah dicabut atau
berkurang, mendorong perusahaan-perusahaan untuk memperluas perdagangan
internasional. Konsekuensinya, banyak perusahaan nasional berubah menjadi
perusahaan multinasional (multinasional corporation) yang didefinisikan sebagai
perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam suatu bentuk bisnis internasional.
Tujuan MNC sendiri secara umum adalah memaksimumkan kekayaan pemegang saham.
Penentuan tujuan sangat penting bagi sebuah MNC, karena semua keputusan yang
akan dilakukan harus memberikan kontribusi bagi pencapaian tujuan tersebut.
Setiap usulan kebijakan korporasi tidak hanya perlu mempertimbangkan laba
potensial, tetapi juga risiko-risikonya. Sebuah MNC harus membuat
keputusan-keputusan berlandaskan tujuan yang sama dengan tujuan perusahaan
domestik murni. Tetapi di sisi lain, perusahaan MNC memiliki kesempatan yang
jauh lebih luas, yang membuat keputusannya menjadi lebih kompleks.
Ada beberapa kendala yang dialami oleh perusahaan MNC seperti, kendala
lingkungan, kendala regulatori, dan kendala etika. Kendala lingkungan dapat
dilihat dari perbedaan karakteristik tiap negara. Kendala regulatori berupa
perbedaan peraturan setiap negara yang ada seperti, pajak, aturan-aturan
konversi valuta, serta peraturan-peraturan lain yang dapat mempengaruhi arus
kas anak perusahaan. Kendala etika sendiri digambarkan sebagai suatu praktek bisnis
yang berbeda-beda di tiap Negara.
MNC,
dalam melakukan bisnis internasionalnya, secara umum dapat menggunakan
metode-metode berikut:
- Perdagangan internasional
- Licensing
- Franchising
- Usaha patungan
- Akuisisi perusahaan
- Pembentukan anak perusahaan
baru di luar negeri
Metode-metode
bisnis internasional meminta investasi langsung dalam operasi-operasinya di
luar negeri atau lebih dikenal dengan sebutan Direct Foreign Invesment (DFI).
Perdagangan internasional dan pemberian lisensi biasanya tidak dianggap sebagai
DFI karena keduanya tidak melibatkan investasi langsung dalam operasi di luar
negeri. Franchising dan usaha patungan cenderung meminta investasi langsung,
tetapi dalam jumlah relatif kecil. Akuisisi dan pendirian anak perusahaan baru
merupakan elemen DFI yang paling besar.
Berbagai peluang serta keuntungan sebuah MNC tidak lepas dari risiko yang akan
muncul. Walaupun bisnis internasional dapat mengurangi exposure sebuah MNC
terhadap kondisi-kondisi ekonomi negara asalnya, bisnis internasional biasanya
juga meningkatkan exposure MNC terhadap pergerakan nilai tukar, kondisi ekonomi
luar negeri, dan risiko politik. Sebagian besar bisnis internasional meminta
pertukaran satu valuta dengan valuta yang lain untuk melakukan pembayaran.
Karena nilai tukar terus berfluktuasi, jumlah kas yang dibutuhkan untuk
melakukan pembayaran juga tidak pasti. Konsekuensinya, jumlah unit valuta
negara asal yang dibutuhkan untuk membayar bisa berubah walaupun pemasoknya
tidak mengubah harga. Selain itu, ketika perusahaan multinasional memasuki
pasar asing untuk menjual produk, permintaan atas produk tersebut tergantung
pada kondisi-kondisi ekonomi dalam pasar tersebut. Jadi, arus kas perusahaan
multinasional dipengaruhi oleh kondisi-kondisi ekonomi luar negeri.
Manajemen dapat menggunakan pengendalian terhadap nilai tukar mata uang asing
dengan lindung nilai. Namun, setiap strategi manajemen risiko keuangan harus
mengevaluasi efektivitas program lindung nilai tersebut. Umpan balik dari
sistem evaluasi yang berjalan akan membantu untuk menyusun pengalaman
kelembagaan dalam praktek menajamen risiko. Penilaian kinerja program manajemen
risiko juga memberikan informasi mengenai kapan strategi yang ada sudah tidak
lagi tepat untuk digunakan. Jadi intinya, pengendalian keuangan yang efektif
adalah dengan sistem evaluasi kinerja.
Sistem
evaluasi kinerja terbukti bermanfaat dalam berbagai sektor. Sektor ini
mencakup, tetapi tidak terbatas pada, bagian treasuri perusahaan, pembelian dan
anak perusahaan luar negeri. Kontrol terhadap bagian treasuri perusahaan
mencakup pengukuran kinerja seluruh prodram manajemen risiko nilai tukar,
mengidentifikasikan lindung nilai yang digunakan, dan pelaporan hasil lindung
nilai. Sistem evaluasi tersebut juga mencakup dokumentasi atas bagaimana dan sejauh
apa bagian trasuri perusahaan membantu unit usaha lainnya dalam organisasi itu.
Dalam
banyak organisasi, manajemen risiko valuta asing tersentralisasi pada kantor
pusat perusahaan. Hal ini memungkinkan para manajer anak perusahaan untuk
berkonsentrasi pada usaha intinya. Namun demikian, ketika membandingkan hasil
actual dan hasil yang diperkirakan, sistem evaluasi harus memiliki acuan yang
digunakan untukmembandingkan keberhasilan perlindungan risiko perusahaan.
NAMA : LISNA ASWIDA
KELAS : 4 EB 19
NPM : 24210048
REFERENSI: