ETIKA DALAM AKUNTANSI KEUANGAN DAN
AKUNTANSI MANAJEMEN
NAMA : LISNA ASWIDA
KELAS : 4EB19
NPM : 24210048
A.
TANGGUNG
JAWAB AKUNTAN KEUANGAN DAN AKUNTAN MENEJEMEN
Etika
dalam akuntansi keuangan dan akuntansi manajemen merupakan suatu bidang
keuangan yang merupakan sebuah bidang yang luas. Akuntansi keuangan merupakan
bidang akuntansi yang mengkhususkan fungsi dan aktivitasnya pada kegiatan
pengolahan data akuntansi dari suatu perusahaan dan penyusunan laporan keuangan
untuk memenuhi kebutuhan berbagai pihak yaitu pihak internal dan pihak
external. Sedangkan seorang akuntan keuangan bertanggung jawab untuk:
1. Menyusun
laporan keuangan dari perusahaan secara integral, sehingga dapat digunakan oleh
pihak internal maupun pihak external perusahaan dalam pengambilan keputusan.
2. Membuat
laporan keuangan yang sesuai dengan karakteristik kualitatif laporan keuangan
IAI, 2004 yaitu dapat dipahami, relevan materialistis, keandalan, dapat
dibandingkan, kendala informasi yang relevan dan handal, serta penyajian yang
wajar.
·
Akuntansi Manajemen
Akuntansi
manajemen merupakan suatu sistem akuntansi yang berkaitan dengan ketentuan dan
penggunaan informasi akuntansi untuk manajer atau manajemen dalam suatu
organisasidan untuk memberikan dasar kepada manajemen untuk membuat keputusan
bisnis yang akan memungkinkan manajemen akan lebih siap dalam pengelolaan dan
melakukan fungsi control. Tanggung jawab yang dimiliki oleh seorang akuntan
manajemen, yaitu:
1. Perencanaan,
menyusun dan berpartisipasi dalam mengembangkan sistem perencanaan, menyusun
sasaran-sasaran yang diharapkan, dan memilih cara-cara yang tepat untuk
memonitor arah kemajuan dalam pencapaian sasaran.
2. Pengevaluasian,
mempertimbangkan implikasi-implikasi historical dan kejadian-kejadian yang
diharapkan, serta membantu memilih cara terbaik untuk bertindak.
3. Pengendalian,
menjamin integritas informasi finansial yang berhubungan dengan aktivitas
organisasi dan sumber-sumbernya, memonitor dan mengukur prestasi, dan
mengadakan tindakan koreksi yang diperlukan untuk mengembalikan kegiatan pada
cara-cara yang diharapkan.
4. Menjamin
pertanggungjawaban sumber, mengimplementasikan suatu sistem pelaporan yang
disesuaikan dengan pusat-pusat pertanggungjawaban dalam suatu organisasi
sehingga sistem pelaporan tersebut dapat memberikan kontribusi kepada
efektifitas penggunaan sumber daya dan pengukuran prestasi manajemen.
5. Pelaporan
eksternal, ikut berpartisipasi dalam proses mengembangkan prinsip-prinsip
akuntansi yang mendasari pelaporan eksternal.
B.
COMPETENCE,
CONFIDENTIALITY, INTEGRITY AND OBJECTIVITY OF MANAGEMENT ACCOUNTANT
Etika
adalah perilaku yang baik yang telah melekat pada diri manusia itu sendiri
sebagai pendoman hidup, baik dilakukan dalam kehidupan pribadi maupun social
dimasyarakat. Etika sangat lekat hubungannya denganadat istiadat dilingkungan
masyarakat untuk dijadikan suatu aturan bermasyarakat. Beberapa etika yang harus dilakoni,
diantaranya:
1. COMPETENCE
(KOMPETENSI)
a) Pengetahuan
Profesional adalah menunjukkan tingkat mahir keahlian profesional dalam
pengetahuan akuntansi agar menjaga tetap terkini dengan perkembangan dan tren.
Pengetahuan dan kemampuan untuk menggunakan teknologi informasi yang berlaku
dan sistem untuk memenuhi kebutuhan pekerjaan.
b) Keuangan
monitoring dan analisis adalah memantau dan mengumpulkan data untuk menilai
akurasi dan integritas kuat dalam menganalisis data yang bertujuan untuk
memastikan kepatuhan dengan standar yang berlaku dengan peraturan dan sistem
pengendalian internal, menafsirkan dan mengevaluasi hasil guna mempersiapkan
dokumentasi dan membuat laporan keuangan dan/atau presentasi.
c) Pengambilan
keputusan adalah penggunaan pendekatan yang efektif untuk memilih tindakan atau
mengembangkan solusi yang sesuai untuk mencapai kesimpulan, mengambil tindakan
yang konsisten dengan fakta-fakta yang tersedia.
d) Pengawasan
adalah menunjukkan sifat disiplin, menetapkan standar kinerja dan mengevaluasi
kinerja dari karyawan untuk mempertahankan tenaga kerja yang beragam untuk
mengelola dan memastikan kepatuhan dengan sumber daya manusia kebijakan dan
prosedur, memantau dan menilai pekerjaan dengan memberikan umpan balik,
memberikan teknis pengawasan, mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan
kemampuan karyawan; rencana dan dukungan karyawan di peluang pengembangan
karir.
e) Komunikasi
dan keterampilan interpersonal adalah menyampaikan informasi kepada perorangan
atau kelompok dengan memberikan presentasi yang cocok untuk karakteristik dan
kebutuhan penonton, menyampaikan informasi secara lisan atau secara tertulis
kepada individu atau kelompok untuk memastikan bahwa mereka mengerti informasi
dan pesan serta mendengarkan dan merespons dengan tepat kepada orang lain.
Kemampuan untuk membangun hubungan kerja yang efektif yang mendorong
keberhasilan organisasi.
2. CONFIDENTIALITY
(KERAHASIAAN)
Kerahasian harus
terdefinisi dengan baik, dan prosedur untuk menjaga kerahasiaan informasi harus
diterapkan secara berhati-hati, khususnya untuk komputer yang bersifat
standalone atau tidak terhubung ke jaringan. Aspek penting dari kerahasiaan
adalah pengidentifikasian atau otentikasi terhadap user. Identifikasi positif
dari setiap user sangat penting untuk memastikan efektivitas dari kebijakan
yang menentukan siapa saja yang berhak untuk mengakses data tertentu
Contoh:
Access Control Models
sangat berfungsi dalam menentukan jenis kontrol akses yang diperlukan dalam
mendukung kebijakan keamanan. Model akses kontrol ini menyediakan view
konseptual dari kebijakan keamanan. Hal ini akan mengijinkan kita untuk
melakukan pemetaan antara tujuan dan petunjuk dari kebijakan keamanan anda terhadap
event yang spesifik. Proses dari pemetaan ini memungkinkan terbentuknya
definisi formal dan spesifikasi yang diperlukan dalam melakukan kontrol
terhadap keamanan. Singkatnya, access control model memungkinkan untuk memilah
kebijakan keamanan yang kompleks menjadi langkah–langkah keamanan yang lebih
sederhana dan terkontrol. Beberapa model yang berbeda sudah dibangun sampai
dengan tahun ini. Kita akan membahas beberapa model yang dianggap unik pada
bagian-bagian selanjutnya. Kebanyakan penerapan kebijakan keamanan melakukan
kombinasi dari beberapa access control models.
3. INTEGRITY
(INTEGRITAS)
Integritas (integrity)
adalah perlindungan terhadap dalam sistem dari perubahan yang tidak
terotorisasi, baik secara sengaja maupun secara tidak sengaja. Seperti halnya
kerahasiaan, integritas bisa dikacaukan oleh hacker, masquerader, aktivitas
user yang tidak terotorisasi, download file tanpa proteksi, LAN, dan
programprogram terlarang. (contohnya : trojan horse dan virus), karena setiap
ancaman tersebut memungkinkan terjadinya perubahan yang tidak terotorisasi
terhadap data atau program. Sebagai contoh, user yang berhak mengakses sistem
secara tidak sengaja maupun secara sengaja dapat merusak data dan program,
apabila aktivitas mereka didalam sistem tidak dikendalikan secara baik.
Contoh untuk melindungi
dari ancaman terhadap integritas
-
Memberikan akses dalam kerangka
need-to-know basis
-
Pemisahan tugas(separation of duties)
-
Rotasi tugas
4. OBJECTIVE
OF MANAGEMENT ACCOUNTANT (TUJUAN DARI AKUNTANSI MANAJEMEN)
Tujuan dari Akuntansi
Manajemen atau dalam bahasa inggris (Objective of Mangjement Accountant). Seelum kita membahas tentang Akuntansi
Manajemen. Akuntansi manajemen adalah profesi yang melibatkan bermitra dalam
keputusan manajemen membuat, merancang perencanaan dan kinerja sistem
manajemen, dan menyediakan keahlian dalam melalui laporan keuangan dan kontrol
untuk membantu manajemen dalam perumusan dan implementasi strategi organisasi
Contoh dan Tujuan dari
praktek Akuntansi Manajemen meluas ke tiga bidang oleh American Institute of
Certified Public Accountants (AICPA) berikut:
a) Manajemen
strategis untuk memajukan peran akuntan manajemen sebagai mitra strategis dalam
organisasi.
b) Manajemen
kinerja untuk mengembangkan praktek pengambilan keputusan bisnis dan mengelola
kinerja organisasi
c) Manajemen
risiko untuk berkontribusi untuk kerangka kerja dan praktek untuk
mengidentifikasi, mengukur, mengelola dan melaporkan risiko untuk mencapai
tujuan organisasi.
5. WHISTLE
BLOWING (PELUIT BERTIUP)
6. CREATIVE
ACCOUNTING (AKUNTANSI KREATIF)
7. FRAUD
(KECURANGAN)
8. FRAUD
AUDITING (KECURANGAN AUDITOR)
C.
WHISTLE
BLOWING
Whistle
blowing atau Peluit Bertiup adalah menarik perhatian kesalahan yang terjadi
dalam sebuah organisasi. Proyek akuntabilitas pemerintah. Menurut George
Kerevan, “Kata of the Week” kolumnis The Scotsman, “asal-usul etimologis meniup
peluit mulia jelas.” Namun bahkan tanpa mengetahui istilah silsilah, kita
mendapatkan gambaran yang jelas dari kata-kata sendiri. Kerevan menunjukkan
yang jelas-polisi shrilling peluit ketika ia menangkap kejahatan berlangsung.
Daftar
empat cara meniup peluit:
1. Melaporkan
pelanggaran atau pelanggaran hukum kepada pihak berwenang yang tepat.
2. Seperti
seorang supervisor, hotline atau Inspektur Jenderal
3. Menolak
untuk berpartisipasi dalam kerja kesalahan
4. Bersaksi
dalam persidangan hukum
5. Bukti-bukti
yang bocor kesalahan untuk media
Contoh:
a) Meniup
peluit di publik sector
b) Pernah
dilakukan oleh mantan Enron Vice President Sherron Watkins dan tembakau
eksekutif Jeffrey Wigand. Tetapi karena pemerintah, sifatnya, seharusnya
terbuka dan transparan, pengungkapan penuh perilaku yang tidak etis atau ilegal
dalam lingkup publik sangat penting. Tidak semua masalah di publik, namun,
dihasilkan dalam organisasi pemerintah, di luar vendor, kontraktor, dan
individu dapat berpartisipasi dalam dan bahkan berkembang biak pemerintah
korupsi.
D.
CREATIVE
ACCOUNTING
Creative
Accounting adalah praktek akuntansi yang mengikuti peraturan dan undang-undang
yang diperlukan, tetapi menyimpang dari standar apa yang mereka berniat untuk
menyelesaikan. Akuntansi kreatif memanfaatkan pada celah di standar akuntansi
untuk memerankan palsu citra yang lebih baik perusahaan. Semua proses dimana
beberapa pihak menggunakan kemampuan pemahaman pengetahuan akuntansi (termasuk
di dalamnya standar, teknik, dll) dan menggunakannya untuk memanipulasi
pelaporan keuangan
Contoh
kasus (Legal) :
Perusahaan
PT. ABC lebih menggunakan metode FIFO dalam metode arus persediaannya. Karena
dari sisi FIFO akan menghasilkan profit lebih besar dibandingkan LIFO, atau
Average. Hal ini dilakukan karenaAsumsi Inflasi Besar. FIFO dapat dianggap
sebagai sebuah pendekatanyang logis dan realistis terhadap arus biaya ketika
penggunaan metodeidentifikasi khusus tidak memungkinkan atau tidak praktis.
FIFO
mengasumsikan bahwa arus biaya yang mendekati paralel dengan arus fisik yang
terjual. Beban dikenakan pada biaya yang dinilai melekat pada barang Jika
perusahaan dengan tingkat persediaan yang tinggi sedang mengalami kenaikan
biaya persediaan yang signifikan, dan kemungkinan tidak akan mengalamipenurunan
persediaan di masa depen, maka LIFO memberikan keuntungan arus kas yang
substansial dalam hal penundaan pajak.
Ini
adalah alasan utama dari penerapan LIFO oleh kebanyakan perusahaan. Bagi banyak
perusahaan dengan tingkat persediaany ang kecil atau dengan biaya persediaan
yang datar atau menurun, maka LIFO hanyamemberikan keuntungan kecil dari pajak.
Perusahaan seperti ini memilih untuk tidak menggunakan LIFO.
E.
FRAUD
ACCOUNTING
Kecurangan
(Fraud) sebagai suatu tindak kesengajaan untuk menggunakan sumber daya
perusahaan secara tidak wajar dan salah menyajikan fakta untuk memperoleh
keuntungan pribadi. Dalam bahasa yang lebih sederhana, fraud adalah penipuan
yang disengaja. Hal ini termasuk berbohong, menipu, menggelapkan dan mencuri.
Yang dimaksud dengan penggelapan disini adalah merubah asset/kekayaan
perusahaan yang dipercayakan kepadanya secara tidak wajar untuk kepentingan
dirinya. Fraud dapat dilakukan oleh seseorang dari dalam maupun dari luar perusahaan.
Fraud umumnya dilakukan oleh orang dalam perusahaan (internal fraud) yang
mengetahui kebijakan dan prosedur perusahaan.
Mengingat adanya pengendalian (control) yang diterapkan secara ketat
oleh hampir semua perusahaan untuk menjaga asetnya, membuat pihak luar sukar
untuk melakukan pencurian. Internal fraud terdiri dari 2 (dua) kategori yaitu Employee fraud yang
dilakukan oleh seseorang atau kelompok orang untuk memperoleh keuntungan
finansial pribadi maupun kelompok dan Fraudulent financial reporting.
-
Proses, unsur dan faktor pemicu fraud
Proses
fraud biasanya terdiri dari 3 macam, yaitu pencurian (theft) dari sesuatu yang
berharga (cash, inventory, tools, supplies, equipment atau data), konversi
(conversion) asset yang dicuri kedalam cash dan pengelabuhan / penutupan
(concealment) tindakan kriminal agar tidak dapat terdeteksi.
Unsur-unsur
fraud antara lain sekurang-kurangnya
melibatkan dua pihak (collussion), tindakan penggelapan/penghilangan atau false
representation dilakukan dengan sengaja, menimbulkan kerugian nyata atau
potensial atas tindakan pelaku fraud. Meskipun perusahaan secara hukum dapat
menuntut pelaku fraud, ternyata tidak mudah usaha untuk menangkap para pelaku fraud, mengingat pembuktiannya relatif
sulit.
Penyebab
/ faktor pemicu fraud dibedakan atas 3 (tiga) hal yaitu :
1. Tekanan
(Unshareable pressure/ incentive) yang merupakan motivasi seseorang untuk
melakukan fraud. Motivasi melakukan fraud, antara lain motivasi ekonomi, alasan
emosional (iri/cemburu, balas dendam, kekuasaan, gengsi) dan nilai (values).
2. Adanya
kesempatan / peluang (Perceived Opportunity) yaitu kondisi atau situasi yang
memungkinkan seseorang melakukan atau menutupi tindakan tidak jujur.
3. Rasionalisasi
(Rationalization) atau sikap (Attitude), yang paling banyak digunakan adalah
hanya meminjam (borrowing) asset yang dicuri.
Ramos
(2003), menggambarkan penyebab fraud dalam bentuk segitiga fraud (the fraud
triangle), sebagai berikut :
Selain
itu, fraud dapat dikatagorikan atas 3 (tiga) macam sbb. :
1. Penyalahgunaan
wewenang/jabatan (Occupational Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh
individu- individu yang bekerja dalam suatu organisasi untuk mendapatkan
keuntungan pribadi.
2. Kecurangan
Organisatoris (Organisational Frauds); kecurangan yang dilakukan oleh
organisasi itu sendiri demi kepentingan/keuntungan organisasi itu.
3. Skema
Kepercayaan (Confidence Schemes). Dalam kategori ini, pelaku membuat suatu
skema kecurangan dengan menyalahgunakan kepercayaan korban.
-
Jenis-jenis fraud
Jenis-jenis
fraud yang sering terjadi di berbagai perusahaan pada umumnya dapat dibedakan
atas 3 (tiga) macam :
1. Pemalsuan
(Falsification) data dan tuntutan palsu (illegal act). Hal ini terjadi manakala
seseorang secara sadar dan sengaja memalsukan suatu fakta, laporan,
penyajian atau klaim yang mengakibatkan
kerugian keuangan atau ekonomi dari para pihak yang menerima laporan atau data
palsu tersebut.
2. Penggelapan
kas (embezzlement cash), pencurian persediaan/aset (Theft of inventory / asset)
dan kesalahan (false) atau misleading catatan dan dokumen. Penggelapan kas
adalah kecurangan dalam pengalihan hak milik perorangan yang dilakukan oleh
seseorang yang mempunyai hak milik itu di mana pemilikan diperoleh dari suatu
hubungan kepercayaan.
3. Kecurangan
Komputer (Computer fraud) meliputi tindakan ilegal yang mana pengetahuan
tentang teknologi komputer adalah esensial untuk perpetration, investigation
atau prosecution. Dengan menggunakan sebuah komputer seorang fraud perpetrator
dapat mencuri lebih banyak dalam waktu lebih singkat dengan usaha yang lebih
kecil. Pelaku fraud telah menggunakan berbagai metode untuk melakukan Computer
fraud . Pengkategorian Computer fraud melalui penggunaan data processing model,
dapat dirinci sbb :
a) Cara
yang paling sederhana dan umum untuk melaksanakan fraud adalah mengubah
computer input.
b) Computer
fraud dapat dilakukan melalui penggunaan sistem (dalam hal ini Processor) oleh
yang tidak berhak, termasuk pencurian waktu dan jasa komputer serta penggunaan
komputer untuk keperluan diluar job deskripsi pegawai.
c) Computer
fraud dapat dicapai dengan mengganggu software yang mengolah data perusahaan
atau Computer istruction . Cara ini meliputi mengubah software, membuat copy
ilegal atau menggunakannya tanpa otorisasi.
d) Computer
fraud dapat dilakukan dengan mengubah atau merusak data files perusahaan atau
membuat copy, menggunakan atau melakukan pencarian terhadap data tanpa
otorisasi.
e) Computer
fraud dapat dilaksanakan dengan mencuri atau menggunakan secara tidak benar
system output.
-
Fraudulent Financial Reporting
Fraudulent
financial reporting adalah perilaku yang disengaja atau ceroboh,baik dengan
tindakan atau penghapusan,yang menghasilkan laporan keuangan yang menyesatkan
(bias). Fraudulent financial reporting yang terjadi disuatu perusahaan
memerlukan perhatian khusus dari auditor independen.
Penyebab
fraudulent financial reporting umumnya 3
(tiga) hal sbb :
a) Manipulasi,
falsifikasi, alterasi atas catatan akuntansi dan dokumen pendukung atas laporan
keuangan yang disajikan.
b) Salah
penyajian (misrepresentation) atau kesalahan informasi yang signifikan dalam
laporan keuangan.
c) Salah
penerapan (misapplication) dari prinsip akuntansi yang berhubungan dengan jumlah, klasifikasi, penyajian (presentation)
dan pengungkapan (disclosure).
Fraudulent
financial reporting juga dapat disebabkan adanya kolusi antara manajemen dengan
auditor independen. Salah satu upaya untuk mencegah adanya kolusi tersbut, maka
perlu dilakukan rotasi auditor independen dalam melakukan audit suatu
perusahaan.
F.
FRAUD
AUDITING
Fraud
Auditing (Audit Kecurangan) yang merupakan salah satu bidang tugas Auditor.
Perkembangan teknologi informasi, e-commerce dsb yang berpengaruh secara
langsung atau tidak langsung dalam operasional perusahaan telah membuka celah
baru bagi munculnya praktek-praktek fraud yang berakibat fatal bagi perusahaan.
Mengantisipasi hal itu maka Auditor Internal sudah seyogianya meningkatkan
kemampuan dalam mendeteksi dan mencegah timbulnya kecurangan tersebut serta
mencari solusi terbaik agar hal itu tidak terjadi.
Tugasnya
ada 2 yaitu;
1. Auditor
Internal yang ingin memiliki landasan pengetahuan yang kuat di bidang fraud
auditing baik menyangkut pencegahan, pendeteksian ataupun dalam investigasinya
2. Operations
managers yang ingin mengembangkan wawasan dan pengetahuannya dalam pendeteksian
dan pencegahan kecurangan.
Upaya
untuk mendeteksi dan mencegah kecurangan dalam transaksi-transaksi komersial.
Untuk dapat melakukan audit kecurangan terhadap pembukuan dan transaksi
komersial memerlukan gabungan dua keterampilan, yaitu sebagai auditor yang
terlatih dan kriminal investigator.
REFERENSI
:
Tidak ada komentar:
Posting Komentar