EKSPOSUR DAN AKUNTANSI VALAS
Transaksi
Valas (Valuta asing) menyebabkan timbulnya aksposur valas, yang disebabkan
karena terjadinya perubahan kurs. Eksposur valas yaitu aksposur transaksi,
eksposur translasi, dan eksposur ekonomi, mempunyai substansi ekonomi yang
harus diplaporkan pada laporan keuangan.
Pasar
Valas dan Kurs Pasar valas merupakan mekanisme melalui yang mana valuta suatu
negara ditukarkan dengan valuta negara lain, kurs antar valuta ditetapkan, dan
transaksi antar valas diselesaikan. Dalam hubungannya dengan lokasi fisik,
pasar valas bertebaran di seluruh dunia dan eksis jika individu-individu atau
institusi-institusi saling bertukar valuta dari negara yang berbeda-beda. Dalam
hubungannya dengan waktu eksekusi, transaksi valas dapat terjadi di Spot market
dan forward market. Spot market meliputi pembelian dan penjualan valas yang
sangat segera dilaksanakan. Untuk transaksi kecil di pasar retail, penyelesaiannya
adalah segera, sedangkan untuk transaksi besar di wholesale market butuh waktu
sampai dua hari bisnis. Dalam forward market, para partisipan mengadakan
kontrak pada hari ini untuk penyerahan,/penerimaan valas pada waktu mendatang.
Perbedaan antara kurs sekarang( spote rate) dan kurs masa mendatang( forward
rate) disebut premi (premium) jika kurs mendatang lebih mahal disbanding dengan
kurs sekarang, dan disebut dikon (discount) jika sebaliknya. Sistem moneter
dunia terbentuk dari banyak valuta nasional. Pada saat kurs mudah goyah
(volatile), penting bagi para manajer untuk waspada terhadap resiko valas dan
mengmbil langkah-langkah yang cukup untuk mengatasinya. Daya saing perusahaan
terlibat dalam bisnis internasional dapat dipengaruhi oleh fluktuasi kurs.
Eksposur
Valas Eksposur valas merupakan sebuah ukuran terhadap potensi perubahan
profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan
oleh perubahan kurs. Eksposur valas secara konvensional diklasifikasi menjadi 3
tipe:
1.
Eksposur
translasi atau eksposur akuntansi Merupakan potensi peningkatan atau penurunan
nilai bersih perusahaan induk dan laba bersih yang dilaporkannya, yang
disebabkan oleh fluktuasi kurs sejak tanggal laporan keuangan konsolidasian
periode sebelumnya. Tujuan utama translasi adalah untuk menyusun laporan
keuangan konsolidasian, translasi juga membantu dalam mengevaluasi kinerja
semua perusahaan afiliasi dimanapun dengan mengubah angka-angka laporan ke
dalam sebuah valuta umum ( yaitu valuta perusahaan induk).
2.
Eksposure
transaksi Berkaitan dengan sensitifitas arus kas kontraktual yang dinyatakan
dala valas terhadap perubahan kurs yang diukur dalam valuta domestic perusahaan
tersebut. Eksposur transaksi dapat timbul karena transaksi-transaksi berikut:
a) Membeli atau menjual barang secara
kredit
b) Meminjam atau meminjamkan dana dalam
valas
c) Terikat kontrak untuk
membeli/menjual valas pada tanggal tertentu di masa mendatang
d) Transaksi lain untuk mendapatkan
asset atau utang yang dinyatakan dalam valas.
3.
Eksposur
ekonomi/operasi Menaksir dampak perubahan kurs di masa mendatang terhadap
operasi perusahaan dan posisi kompetitifnya terhadap perusahaan-perusahaan
lain. Tujuannya adalah untuk mengidentifikasi langkah-langkah strategis yang
dapat diambil perusahaan untuk meningkatkan atau mempertahankan nilai
perusahaan tersebut terhadap perubahan kurs yang tidak diduga. Eksposur ini
bersifat subyektif karena adanya ketidakpastian yang lebih besar dari
variabel-variabel ekonomi dalam jangka panjang.
Akuntansi
Untuk Fluktuasi Kurs Perusahaan yang terlibat dalam bisnis global menghadapi
resiko terjadinya laba atau rugi dari fluktuasi kurs. Tetapi untuk memahi hal
tersebut ada manfaat untuk membedakan antara transaksi asing dan transaksi
valas karena tidak semua transaksi asing dinyatakan dalam valas, sehingga tidak
setiap transaksi asing merupakan transaksi valas. Penting untuk dipahami bahwa
terdapat perbedaan atara laba dan rugi transaksi dan laba dan rugi translasi.
Laba dan rugi transaksi direalisasi dan mempengaruhi arus kas perusahaan.
Dibandingkan dengan jumlah rupiah yang diterima seandainya dibayar tunai,
jumlah tersebut dapat sama besar, lebih besar atau lebih kecil. Potensi inilah
yang disebut eksposur transaksi. Perlakuan akuntansi terhadap laba dan rugi
transaksi valas yaitu laba dan rugi tersebut harus dimasukkan ke dalam laporan
hasil usaha dan mempengaruhi laba pada periode terjadinya laba dan rugi transaksi
tersebut.
Akuntansi
Transaksi Valas Dalam transaksi valas salah satu isu akuntansinya adalah
bagaimana transaksi tersebut harus dicatat dalam melaporkan valuta pada tanggal
terjadinya transaksi dan pada saat penyelesaiaan. Dalam transaksi tunai,
terdapat persetujuan umum bahwa transaksi harus dicatat dengan menggunakan kurs
pada tanggal transaksi( spot exchange rate). Tetapi dalam transaksi kredit ada
2 lagi isu akuntansi yang muncul, salah satunya adalah bagaimana melaporkan
penyesuaian kurs pada tanggal pelaporan keuangan. Ada 2 pandangan mengenai
apakah transaksi harus dianggap sebagai sebuah transaksi tunggal atau 2 buah
transaksi :
1)
Pendekatan
Transaksi Tunggal Pandangan yang digunakan adalah bahwa hanya ada satu
transaksi ekonomi yang dicatat yaitu transaksi penjualan/pembelian. Sedangkan
pelunasan utang atau penerimaan pelunasan piutang valas dianggap sebagai bagian
esensial dari transaksi ekonomi untuk menjual atau membeli barang atau jasa.
2)
Pendekatan
Transaksi Ganda Dalam pendekatan ini utang dan piutang dianggap sebgai sebuah
transaksi kedua yang berbeda atau terpisah dari transaksi asli yang berupa
pembelian atau penjualan barang atau jasa. Dalam pendekatan ini manajemen tidak
dapat memperkirakan besarnya kurs pada tanggal penyelesaian transaksi.
Akuntansi
Translasi Valas Pada transaksi kredit menimbulkan masalah mengenai bagaimana
melaporkan perubahan kurs, antara kurs pada tanggal transaksi dan kurs pada
tanggal penyelesaian. Ada 2 pendapat mengenai hal ini: - pendapat pertama
dilakukan penyesuaian. Alasannya : laporan keuangan harus mencerminkan kondisi
keuangan pada tanggal transaksi atau tanggal penyesuaian. - Pendapat kedua,
tidak dilakukan penyesuaian, kurs tanggal transaksi dan kurs tanggal neraca,
seperti halnya dengan kurs pada tanggal transaksi adalah tidak nyata dan tidak
direalisasi akan berubah menjadi kurs nyata dan akan direalisasi pada tanggal
penyelesaian.
Ada 4 metode untuk menstralai valas yaitu:
1)
Metode
Current Rate Pada metode ini semua item neraca ( kecuali modal)ditranslasi pada
kurs sekarang, Sedangkan akun modal saham dan agio modal ditranslasi pada kurs
historis. Pada metode ini laba dan rugi translasi valas tidak mempengaruhi
laporan hasil usaha, serta tidak memperhatikan perbedaan sifat asset dan utang
atau lama waktu atau durasi.
2)
Metode
Temporal Pada metode ini, basis pengukuran asset atau kewajiban menentukan
besarnya kurs yang digunakan dalam translasi dan Sebagian besar pendapatan dan
biaya ditranslasi dengan kurs rerata perode terkait. Metode ini dapat digunakan
untuk setiap basis ukuran( kos historis, harga pengganti sekarang atau haraga
pasar sekarang).
3)
Metode
Current/ Non-Current Prinsip-prinsip yang mendasari adalah asset dan utang
harus ditranslasi berdasarkan saat jatuh temponya. Serta berbasis pada
klasifikasi aktifa dan utang yang sepenuhnya tidak berkaitan dengan pengaruh
ekonomi dari fluktuasi kurs terhadap aktifa dan utang.
4)
Metode
Moneter / Non-Moneter Semua item moneter sperti ( kas,utang dan piutang) pada
neraca sebuah perusahaan anak diluar negeri ditranslasi pada tariff kurs
sekarang, karena metode ini berpersepsi bahwa item-item tersebut terpengaruh
oleh resiko kurs. Sebagian besar item laporan hasil usaha di translasi pada
kurs rerata untuk periode tersebut.
NAMA :
LISNA ASWIDA
KELAS : 4EB19
NPM :
24210048
REFERENSI :
Sunardi dan Nanang
Sunyoto.2011.Akuntansi Internasional.Amara Book:Yogyakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar