PELANGGARAN
ETIKA DALAM BIDANG BISNIS
PENDAHULUAN
Salah satu aspek yang
sangat populer dan perlu mendapat perhatian dalam dunia bisnis ini adalah norma
dan etika bisnis. Etika bisnis selain dapat menjamin kepercayaan dan loyalitas
dari semua unsur yang berpengaruh pada perusahaan, juga sangat menentukan maju
atau mundurnya perusahaan.
PERMASALAHAN
Dalam berbisnis bukan
hanya mendapatkan keuntungan yang sebesar-besarnya, tapi ada yang lebih penting
yaitu kita harus mempertahankan bisnis supaya tetap berjalan lancar, salah
satunya menjaga hubungan dengan relasi bisnis supaya bisnis tidak terputus,
yaitu dengan cara bersikap jujur, tidak mendzolimi, dan tidak melakukan
penipuan.Apa yang terjadi ketika ada yang melanggar etika bisnis? dampaknya
adalah ketidak percayaan dari relasi bisnis atau konsumen sehingga akan
mematikan bisnis itu sendiri.Berikut ini contoh beberapa pelanggaran etika
berbinis :
Contoh Pelanggaran
etika bisnis
Sebuah perusahaan P
karena kondisi perusahaan yang pailit akhirnya memutuskan untuk melakukan PHK
kepada karyawannya. Namun dalam melakukan PHK itu, perusahaan sama sekali tidak
memberikan pesongan sebagaimana yang diatur dalam UU No. 13/2003 tentang
Ketenagakerjaan.
a)
SEBAB/ANALISA: Dalam kasus ini
perusahaan P dapat dikatakan melanggar prinsip kepatuhan terhadap hukum, karena
perusahaan tersebut melakukan pemecatan sesukanya tanpa memberikan pesanggon.
Jadi, kasus diatas pelanggaran etika bisnis terhadap hukum.
b)
SARAN: Sebaiknya semua perusaahan harus
dikenakan sanksi apabila melanggar atau memperlakukan karyawannya secara
seenaknya, karena semua sudah diatur didalam undang-undang agar perusahaan
tersebut kapok dan tidak melakukan perbuatannya lagi.
Etika, pada dasarnya
adalah suatu komitmen untuk melakukan apa yang benar dan menghindari apa yang
tidak benar. Oleh karena itu, perilaku etika berperan melakukan ‘apa yang
benar’ dan ‘baik’ untuk menentang apa yang ‘salah’ dan ‘buruk’. Etika bisnis
sangat penting untuk mempertahankan loyalitas pemilik kepentingan dalam membuat
keputusan dan memecahkan persoalan perusahaan. Mengapa demikian? Karena semua
keputusan perusahaan sangat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh pemilik
kepentingan. Pemilik kepentingan adalah semua individu atau kelompok yang
berkepentingan dan berpengaruh terhadap keputusan perusahaan. Ada dua jenis
pemilik kepentingan yang berpengaruh terhadap perusahaan, yaitu pemilik
kepentingan internal dan eksternal. Investor, karyawan, manajemen, dan pimpinan
perusahaan merupakan pemilik kepentingan internal, sedangkan pelanggan,
asosiasi dagang, kreditor, pemasok, pemerintah, masyarakat umum, kelompok
khusus yang berkepentingan terhadap perusahaan merupakan pemilik kepentingan
eksternal. Pihak-pihak ini sangat menentukan keputusan dan keberhasilan
perusahaan. Yang termasuk kelompok pemilik kepentingan yang memengaruhi
keputusan bisnis adalah:
1.
Para pengusaha/mitra usaha,
2.
Petani dan pemasok bahan baku,
3.
Organisasi pekerja,
4.
Pemerintah,
5.
Bank,
6.
Investor,
7.
Masyarakat umum, serta
8.
Pelanggan dan konsumen.
Selain
kelompok-kelompok tersebut di atas, beberapa kelompok lain yang berperan dalam
perusahaan adalah para pemilik kepentingan kunci (key stakeholders) seperti
manajer, direktur, dan kelompok khusus.
Dari uraian di atas,
dapat disimpulkan bahwa loyalitas pemilik kepentingan sangat tergantung pada
kepuasan yang mereka peroleh.. Oleh karena loyalitas dapat mendorong
deferensiasi, maka loyalitas pemilik kepentingan akan menjadi hambatan bagi
para pesaing.” Ingat bahwa diferensiasi merupakan bagian dari strategi generik
untuk memenangkan persaingan .
Selain etika dan
perilaku, yang tidak kalah penting dalam bisnis adalah norma etika. Ada tiga
tingkatan norma etika, yaitu:
a.
Hukum, berlaku bagi masyarakat secara
umum yang mengatur perbuatan yang boleh dilakukan dan tidak boleh dilakukan.
Hukum hanya mengatur standar perilaku minimum.
b.
Kebijakan dan prosedur organisasi,
memberi arahan khusus bagi setiap orang dalam organisasi dalam mengambil
keputusan sehari-hari. Para karyawan akan bekerja sesuai dengan kebijakan dan
prosedur perusahaan/organisasi.
c.
Moral sikap mental individual, sangat penting
untuk menghadapi suatu keputusan yang tidak diatur oleh aturan formal. Nilai
moral dan sikap mental individual biasanya berasal dari keluarga, agama, dan
sekolah. Sebagaiman lain yang menentukan etika perilaku adalah pendidikan,
pelatihan, dan pengalaman. Kebijakan dan aturan perusahaan sangat penting
terutama untuk membantu, mengurangi, dan mempertinggi pemahaman tentang etika
perilaku.
Siapakah pihak yang
bertanggung jawab terhadap moral etika dalam perusahaan? Pihak yang bertanggung
jawab terhadap moral etika adalah manajer. Oleh karena itu, ada tiga tipe
manajer dilihat dari sudut etikanya, yaitu:
1. Manajemen
Tidak bermoral. Manajemen tidak bermoral didorong oleh kepentingan dirinya
sendiri, demi keuntungan sendiri atau perusahaan. Kekuatan yang menggerakkan
manajemen immoral adalah kerakusan/ketamakan, yaitu berupa prestasi organisasi
atau keberhasilan personal. Manajemen tidak bermoral merupakan kutub yang
berlawanan dengan manajemen etika. Misalnya, pengusaha yang menggaji
karyawannya dengan gaji di bawah upah minimum atau perusahaan yang meniru
produk-produk perusahaan lain, atau perusahaan percetakan yang memperbanyak
cetakannya melebihi kesepakatan dengan pemegang hak cipta, dan sebagainya
(Thomas W. Zimmerer, Norman M. Scarborough, Entrepreneurship and The New
Ventura Formation, 1996, hal. 21).
2. Manajemen
Amoral. Tujuan utama dari manajemen amoral adalah laba, akan tetapi tindakannya
berbeda dengan manajemen immoral. Ada satu cara kunci yang membedakannya, yaitu
mereka tidak dengan sengaja melanggar hukum atau norma etika. Yang terjadi pada
manajemen amoral adalah bebas kendali dalam mengambil keputusan, artinya mereka
tidak mempertimbangkan etika dalam mengambil keputusan. Salah satu conoth dari
manajemen amoral adalah penggunaan uji kejujuran detektor bagi calon karyawan.
3. Manajemen Bermoral. Manajemen bermoral juga
bertujuan untuk meraih keberhasilan, tetapi dengan menggunakan aspek legal dan
prinsip-prinsip etika. Filosofi manajer bermoral selalu melihat hukum sebagai
standar minimum untuk beretika dalam perilaku.
PENUTUP
Etika bisnis di sini
sangat penting karena dapat menguntungkan berbagai pihak, baik perusahaan itu
sendiri, karyawan, dan yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut. Dan juga
memberikan kepuasan kepada yang bersangkutan dengan perusahaan tersebut. Dan dapat
mengatur persaingan antara perusahaan yang satu dengan yang lain.
NAMA : LISNA ASWIDA
KELAS : 2 EB 19
NPM : 24210048
REFERENSI :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar